Wajah marketplace telah banyak berubah belakangan ini dengan menghadirkan berbagai sale belanja di tanggal cantik atau event khusus. Promo dengan harga miring bertebaran di mana-mana. Kalau diperhatikan, tidak semua barang yang ditawarkan itu dibutuhkan. Tetapi mengapa orang mau membelinya?
Tanda-Tanda Anda Suka Belanja Impulsif
Belanja impulsif telah menjadi perilaku yang umum saat ini. Belanja impulsif artinya Anda membeli barang-barang yang awalnya tidak direncanakan untuk dibeli. Sering kali pembelian ini terjadi secara tidak terduga saat ada obral yang "tidak boleh dilewatkan", atau tiba-tiba menemukan promo yang terlalu menggoda untuk dilewatkan.
Terkadang pembelian impulsif ini tidak berbahaya, terutama bila anggaran uang Anda masih cukup untuk membeli barang tersebut. Namun sayangnya, pembelian impulsif juga dapat merusak perencanaan keuangan.
Belanja impulsif ditandai dengan beberapa hal berikut ini:
- Berbelanja lebih banyak dari yang telah direncanakan.
- Mengunjungi toko (baik online maupun offline) yang seringnya bisa memicu pembelian impulsif.
- Perasaan puas yang muncul secara instan setelah melakukan pembelian yang tidak direncanakan.
- Sering mengembalikan barang yang telah dibeli karena rasa sesal yang timbul.
Baca Juga: Meredakan Stres dengan Berbelanja, Ketahui Risikonya
Mengapa Suka Belanja Impulsif?
Ada beberapa hal yang menyebabkan sifat impulsif muncul dalam diri sendiri. Perasaan ini mendorong Anda melakukan pembelian barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan saat itu, misalnya barang yang dijual dengan label promo.
Belanja impulsif memberi kesenangan
Tidak dipungkiri bahwa belanja impulsif memberikan kesenangan atau kenyamanan walau dirasakan hanya sesaat. Orang-orang ini juga berbelanja untuk meredakan stres emosional yang mereka rasakan dan memulihkan perasaan mereka.
Efek senang tersebut menimbulkan kecanduan alami untuk membuat Anda merasa lebih baik dan puas setelah membeli sesuatu. Pada akhirnya, Anda ingin melakukannya lagi dan lagi.
Sulit menolak godaan
Ada banyak alasan mengapa Anda sulit menolak penawaran harga yang bagus, terutama saat dijual dengan harga obral. Salah satunya adalah paparan iklan yang sering dilihat setiap hari juga memengaruhi keinginan akan produk yang dilihat. Anda bisa merasakan suatu "kebutuhan" untuk membeli barang tersebut.
Dilansir Psychology Today, pembeli impulsif juga cenderung sulit menolak godaan belanja karena mereka berbelanja untuk menjaga status dan mementingkan citra di mata orang lain. Pembelian impulsif seringkali dilakukan agar terlihat baik di mata orang lain.
Takut ketinggalan (FOMO)
FOMO atau takut ketinggalan mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang atau menjalani kehidupan yang lebih baik. Hal ini melibatkan rasa iri yang dalam dan memengaruhi harga diri.
Adanya kampanye shopping sale, black friday, 12.12, yang tak jarang diposting di media sosial membuat banyak orang tak ingin ketinggalan. Jika tidak melakukan hal yang sama, maka takut dianggap ketinggalan.
Akhirnya walaupun tidak merasa membutuhkan barang yang dilihat, Anda tetap melakukan pembelian agar dianggap berpartisipasi dalam kampanye shopping sale tersebut.
Suka barang yang baru
Manusia mudah mengalami kebosanan dan tertarik dengan hal yang baru. Meskipun sudah memiliki barang yang masih berfungsi dengan baik, ada keinginan untuk memiliki barang yang lebih baru. Iklan-iklan di media sosial yang dipersonalisasi dengan individu dapat meningkatkan nilai baru suatu produk, meningkatkan angka pembelian produk tersebut.
Merasa istimewa
Bisa memiliki barang yang jumlahnya tidak banyak membuat Anda merasa istimewa. Inilah mengapa orang rela antre panjang atau membeli barang dengan harga fantastis untuk menjadi yang pertama, atau salah satu pemilik koleksi langka.
Menjadi unik berarti membuat Anda mendapat lebih banyak perhatian. Perasaan istimewa ini akan diperluas dengan menikmati sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Itulah hal-hal yang menyebabkan Anda suka belanja impulsif saat kampanye promo di marketplace. Sebaiknya tanyakan dua kali pada diri Anda sebelum membeli suatu barang. Apakah Anda memang butuh atau hanya sekadar tergoda harga promo.
Writer : Agatha Writer
Editor :
- dr Hanifa Rahma
Last Updated : Selasa, 11 April 2023 | 23:41
Elizabeth Hartney, BSc, MSc, MA, PhD (2022). The Difference Between Impulsive and Compulsive Shopping. Available from: https://www.verywellmind.com/difference-between-compulsive-and-impulsive-shopping-22336
Kristeen Cherney, PhD (2022). All About Shopping Addiction: Causes, Treatment, and When It’s a Problem. Available from: https://www.everydayhealth.com/emotional-health/what-is-shopping-addiction/
Regan A. R. Gurung Ph.D (2019). Want Stuff? Why We Are Driven to Buy More. Available from: https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-psychological-pundit/201906/want-stuff-why-we-are-driven-buy-more
Elizabeth Scott, Ph.D (2022). How to Deal With FOMO in Your Life. Available from: https://www.verywellmind.com/how-to-cope-with-fomo-4174664